GUS DUR’S IDEAS IN INFLUENCING POSTCOLONIAL ISLAMIC NUSANTARA THOUGHT

Authors

DOI:

https://doi.org/10.62567/micjo.v2i2.735

Keywords:

Gus Dur, Postcolonial, Islam Nusantara

Abstract

The present article examines the influence of the thought of KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) on the formation of postcolonial discourse in the context of Islam Nusantara. In the postcolonial context, the Islamic construction of the Archipelago is inextricably linked to colonial epistemological legacies and the hegemony of external cultures, particularly Arabic. Gus Dur’s thought process can be understood as a deconstructive effort against the dichotomy between “pure” and “local” Islam that was created by colonial powers and puritan movements. It is evident that Gus Dur’s rejection of the uniformity of Arab culture as the sole representation of Islam was underpinned by a sharp critique of arabisation. As an alternative, he proffered the concept of Islamic pribumisation, defined as the adjustment of Islamic expression to local cultural values without sacrificing the substance of the teachings. Furthermore, Gus Dur placed significant emphasis on the necessity of contextualising Islamic teachings, emphasising the importance of re-evaluating Islamic values in accordance with the prevailing social and cultural dynamics of Indonesian society. It is asserted that an approach of this nature will engender the concepts of pluralism and tolerance, which will in turn serve as the primary foundations upon which religious life is to be constructed. The present study employs a qualitative approach, utilising critical discourse analysis of Gus Dur’s ideas and relevant supporting literature. The findings demonstrate that Gus Dur’s thought plays a significant role in formulating the paradigm of Islam Nusantara. This paradigm is characterised by its responsiveness to local realities, its transcendence of religious formalism, and its rehabilitation of cultural dignity as an integral part of Islamic expression. Consequently, the thought of Gus Dur constitutes a significant contribution to the development of a plural, humanist and contextual Islamic civilisation.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmad, F. (2018). “Islam Nusantara Menurut Gus Dur: Kajian Pribumisasi Islam”. Mozaic: Islam Nusantara, Vol. 4 (1), hlm. 21-40.

Anshori, A. I. (2021). “Narasi Islam dalam Studi Orientalisme dan Post Kolonialisme”. The International Journal of Pegon: Islam Nusantara civilization, Vol. 6 (02), hlm. 61-92.

Askin Wijaya. (2012). Menusantarakan Islam Menelusuri Jejak Pergumulan Islam yang Tak Kunjung Usai di Nusantara. Yogyakarta: Nadi Pustaka.

Baso, A. (2016). “Akar pendidikan kewarganegaraan di pesantren”. Jurnal Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati, Vol. 27 (2), hlm. 161-186.

Bayat, A. (2011). Pos-Islamisme. LKIS PELANGI AKSARA.

Damanhuri, D. (2003). “Mempertimbangkan Kembali Pemikiran Gus Dur Bagi Kontekstualisasi Ajaran Islam Di Indonesia”. Jurnal Fakultas Hukum UII, Vol. 3 (1), hlm. 49-65.

Fatah, W. (2020). “Humanisme Gus Dur: Pergumulan Islam dan Kemanusiaan, Sebagai Jawaban Dehumanisasi di Era Disrupsi”. Jurnal Al-Hikmah: Jurnal Dakwah, Vol. 14 (1), hlm. 95-114.

Fitriah, A. (2013). “Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Pribumisasi Islam”. Teosofi: Jurnal Tasawuf Dan Pemikiran Islam, Vol. 3 (1), hlm. 39-59.

Fuji Rahmadi, P., SHI, M., & Bahtiar Siregar, S. P. I. (2023). Aktualisasi Dakwah dan Implikasinya dalam Mewujudkan Masyarakat Rukun Beragama: Tinjauan Terhadap Materi Dakwah di Kabupaten Asahan. Merdeka Kreasi Group.

Hanafy, M. S. (2015). “Pendidikan multikultural dan dinamika ruang kebangsaan”. Jurnal Diskursus Islam, Vol. 3 (1).

INCReS, Tim. (2010). Beyond the Symbols: Jejak Antropologis Pemikiran dan Gerakan Gus Dur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Islami, F., Ibrohim, B., & Islami, A. (2023). “Relasi Agama Dan Budaya Bangsa Dalam Gagasan Abdurahman Wahid Tentang Pribumisasi Islam”. Ulumuddin: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 13 (2), hlm. 183-198.

Iqbal, M. (2019). “Apa Kabar Pembaharuan Pemikiran Islam? (Meneropong Pembaharuan Pemikiran Islam Post Cak Nur-Gus Dur)”. El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis, Vol. 8 (1), hlm. 25-38.

Khoirurrijal, K. (2017). “Islam nusantara sebagai counter hegemoni melawan radikalisme agama di Indonesia”. Akademika: Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 22 (1), hlm. 77-102.

Mahfud, M. (2015). “Aspek hukum negara dan administrasi negara kelembagaan pengadilan pajak”. Jurnal Hukum dan Peradilan, Vol. 4 (3), hlm. 351-360.

Muna, C., & Lestari, P. (2023). “Penguatan agama dan wawasan budaya sebagai upaya dalam menumbuhkan spirit moderasi beragama”. Al-Afkar, Journal For Islamic Studies, Vol. 6 (1), hlm 236-251.

Munawir Sjadzali. (1997). HAM dan Pluralitas Agama. Jombang: CV. Fatma.

Muqoyyidin, A. W. (2013). “Dialektika Islam dan Budaya Lokal Jawa”. IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, Vol. 11 (1), hlm. 1-18.

Nurcholish Madjid. (1992). Islam, Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.

Ramdhan, T. W. (2018). “Islam Nusantara: Pribumisasi Islam ala NU”. Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman, Vol. 2 (1), hlm. 73-91.

Ridwan, D. (2016). “MODEL ALTERNATIF PENDIDIKAN ISLAM TRANSFORMATIF (Studi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Ambengan Pada Peringatan Hari Besar Islam di Desa Brunorejo Purworejo)”. Millah: Journal of Religious Studies, hlm. 249-282.

Ritonga, A. D., Dalimunthe, M. F. A., Miraza, M. Y., Aslamiyah, P. R., & Nadia, U. (2024). “GUS DUR DAN ISLAM NUSANTARA: MENGGALI NILAI-NILAI KEISLAMAN YANG DAMAI”. Jurnal Intelek Insan Cendikia, Vol. 1 (5), hlm. 1304-1308.

Sachari, A. (2007). Budaya Visual Indonesia: membaca makna perkembangan gaya visual karya desain di Indonesia abad ke-20. Erlangga.

Salamah, F. (2022). “Pengembangan Teori Maqashid Syari’ah Dalam Konteks Modernitas: Studi Pemikiran Humanisme Gus Dur”. Al-Mazaahib: Jurnal Perbandingan Hukum, Vol. 6 (1), hlm. 33-52.

Salleh, K., & Yusuf, K. B. M. (2020). “Gus Dur dan Pemikiran Liberalisme”. Ar-Raniry: International Journal of Islamic Studies, Vol. 1 (2), hlm. 259-284.

Susanto, E. (2008). “Islam Pribumi Versus Islam Otentik (Dialektika Islam Universal Dengan Partikularitas Budaya Lokal)”. KARSA Journal of Social and Islamic Culture, hlm. 16-24.

Susanto, E., & Karimullah, K. (2016). “Islam Nusantara: Islam Khas dan Akomodatif terhadap Budaya Lokal”. Al-Ulum, Vol. 16 (1), hlm 56-80.

Tungkagi, D. Q. (2017). “Varian Islam Nusantara: Jawa, Minangkabau dan Gorontalo”. Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 15 (2), hlm. 273-294.

Utami, W. (2019). “SEJARAH PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ORIENTALISME EDWARD W. SAID (1935-2003)”. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Wahid, Abdurrahman. (2001). Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan. Jakarta: Desantara.

Wahid, Abdurrahman. (2001). Pribumisasi Islam dalam Pergulatan Negara, Agama, dan Kebudayaan. Depok: Desantara.

Wahid, Abdurrahman. (2004). Islam Nusantara: Dari Yang Alim Hingga Gus Dur. Jakarta: Mizan.

Wahid, Abdurrahman. (2006). Islamku, Islam Anda, Islam Kita. Jakarta: The Wahid Institute.

Wahid, Abdurrahman. (2007). Pesantren sebagai Subkultur, dalam Menggerakkan Tradisi, Esai-esai Pesantren. Yogyakarta: LKiS.

Wahid, Abdurrahman. (2008). Tabayun Gusdur: Pribumisasi Islam, Hak Minoritas, Reformasi Kultural. Yogjakarta: LKiS.

Zainuri, A., & Al-Hakim, L. (2021). “Pemikiran Gus Dur dalam Kehidupan Pluralitas Masyarakat Indonesia”. Islamika Inside: Jurnal Keislaman Dan Humaniora, Vol. 7 (2), hlm. 167-197.

Published

2025-05-07

How to Cite

Subekti, F. R., & Mutiullah. (2025). GUS DUR’S IDEAS IN INFLUENCING POSTCOLONIAL ISLAMIC NUSANTARA THOUGHT. Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO), 2(2), 1993–2003. https://doi.org/10.62567/micjo.v2i2.735

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.