PENYUKUHAN ANTARA FAKTOR KETURUNAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN KEJADIAN MIOPIA

Authors

  • Devi Susanti Universitas Kader Bangsa Palembang
  • Leni Novianti Universitas Kader Bangsa Palembang
  • Rizcita Prilia Melvani Universitas Kader Bangsa Palembang
  • M Fakhruddin Universitas Kader Bangsa Palembang

DOI:

https://doi.org/10.62567/jpi.v1i2.1074

Keywords:

Faktor keturunan, Faktor Lingkungan, Miopia

Abstract

Salah satu alat indra manusia yang paling penting adalah mata, yang menerima rangsangan cahaya dan mengubahnya menjadi impuls listrik, yang kemudian diterjemahkan ke otak. Mata tidak selalu berfungsi dengan baik. Salah satu gangguan organik yang dapat terjadi pada mata adalah kelainan refraksi. Kondisi yang dikenal sebagai miopia menyebabkan sistem akomodasi berkurang karena sinar sejajar dibiaskan di depan retina. Terlalu lama terlibat dalam aktivitas jarak dekat, seperti membaca buku, melihat layar laptop atau komputer, dan bermain game, dapat menyebabkan miopia.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden, 17—atau 56,7 persen—berjenis kelamin perempuan; usia mereka berkisar antara 18 dan 25 tahun; frekuensi waktu aktifitas dekat mereka, yang berkisar antara 2 dan 10 jam per hari; frekuensi jarak pemeriksaan 12 responden atau 40 persen, yang berkisar antara 0,5 tahun dan 1 tahun. Frekuensi kenaikan derajat miopia mulai 0,25 D hingga 2,25 D. .Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah waktu yang relatif lama digunakan untuk melihat jarak dekat dapat mempengaruhi derajat kenaikan miopia. Kenaikan derajat miopia yang terjadi dan yang terbanyak adalah sebesar 0,50 D dan 0,75 D.

 

References

Budiono, Sjamsu, Trisnowati Taib Saleh, Moestidjab dan Eddyanto. 2013. Ilmu Kesehatan Mata, Surabaya : Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga ( AUP ).

Dorlan, W. A. Newman. 2008. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

Edi S. Affandi. 2009. Sindrom Penglihatan Komputer. Majalah Kedokteran Indonesia.

Gabriel, J. F. 2009. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC

Ganong. W. F. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Terjemahan Petrus Andrianto. Jakarta: EGC

Hanursyah. 2009. Panduan Pemeriksaan Visus. Jjakarta: IROOPIN

Ilyas, Sidarta.2011. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Indonesia.

Ilyas, Sidarta. 2001. Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ilyas, Sidarta. 2011. Dasar Teknik Pemeriksaan Dalam Ilmu Penyakit Mata, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ilyas, Sidarta. 2003. Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ilyas, Sidarta dan Sri Rahayu Yulianti. 2017. Ilmu Penyakit Mata, Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Jannah, Raodatul. 2016. Segala Gangguan Dan Penyakit Mata, Jakarta : Guepedia The First On Publisher In Indonesia.

Kalangi, Wulan, Laya Rares dan Vera Sumual. (2016). Kelainan Refraksi Di Poliklinik Mata RSUP Prof.DR.R.D Kandau Manado Periode Juli 2014 – 2016. Jurnal Kedokteran Klinik 1( 1 ) : 83 – 91.

Karim, Khusni dan Ihsan Taufiq. (2017). Tingkat Penerangan Dan Jarak Baca Meningkatkan Kejadian Rabun Jauh Pada

Published

2025-07-10

How to Cite

Susanti, D., Leni Novianti, Rizcita Prilia Melvani, & M Fakhruddin. (2025). PENYUKUHAN ANTARA FAKTOR KETURUNAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN KEJADIAN MIOPIA. Jurnal Pengabdian Indonesia (JPI), 1(2), 76–80. https://doi.org/10.62567/jpi.v1i2.1074

Similar Articles

You may also start an advanced similarity search for this article.